09/11/17

CONTOH KARYA TULIS KUNJUNGAN MUSEUM DIGANTARA



LAPORAN HASIL KUNJUNGAN 
YOGYAKARTA-BANDUNG 



(karya tulis)



Oleh:
                                                          Nama : Winanda Prameswari
                                                          NISN :
                                                          Jurusan         :

tut wuri handayani sma

                              

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 GUNUNG ALIP
TANGGAMUS
TAHUN AJARAN 2017/2018



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KE YOGYAKARTA-BANDUNG
MUSEUM DIRGANTARA


(karya tulis)



Oleh:

                                                            Nama :Winanda prameswari
                                                            NISN :
                                                            Jurusan        : 

                         
sman 1 gulip

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 GUNUNG ALIP
TANGGAMUS
TAHUN AJARAN 2017/2018



---------------------------------------------------------------------------------------------------




HALAMAN PENGESAHAN


Karya tulis ini telah disetujui oleh guru pembimbing, diuji oleh tim penguji, dan disahkan oleh kepala SMA NEGERI 1 Gunung Alip Kabupaten Tanggamus


Gunung Alip,..........................2017
     Pembimbing, 


     Asih Triyanti, S.Pd.I
     NIP: 198105012011012003

Diuji pada tanggal.................2017
Tim penguji : Nama Tanda Tangan

1.  ......................... (.............................)


2.  ......................... (.............................)

Mengesahkan,
Kepala SMAN 1 Gunung Alip
Kabupatn Tanggamus



Drs. M. YUSUF,MM
NIP:19590206 198702 1 001



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



MOTTO



  • Anda tidak akan pernah tahu apa itu kesuksesan, sebelum anda merasakannya (hitam putih)
  • Kita hidup untuk masa depan, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran yang abadi (Mario Teguh)
  • Berpikirilah untuk 10 tahun kedepan bukan untuk 10 jam kedepan 




----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



HALAMAN PERSEMBAHAN


Karya tulis ini kami persembahkan pada:

1. Ayah dan ibu yang telah membesarkan dan mendidik penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
2. Bapak Drs. M. YUSUF, M.M selaku Kepala SMA Negeri 1 Gunung Alip
3. Ibu Asih Triyanti S.Pd.i selaku guru pembimbing karya tulis
4. Teman-teman yang telah berpartisipasi dan memotivasi dalam pembuatatan karya tulis.




---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


PEMBAHASAN

Profil umum Museum Dirgantara Mandala


Didirikan : 4 April 1969

Lokasi : Komplek TNI AU Lanud Adi Sutcipto, JL Raya Solo Yogyakarata
Jenis : Museum

Deskripsi Museum Dirgantara Mandala 


Museum pusat TN AU Dirgantara Mandala adalah museum yang digagas oleh TNI AU untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam  lingkunagan TNI AU, bermarkas di kompleks pangkalan udara Adi Sutcipto Yogyakarata. Museum ini sebelumnya berada dijalan tanah abang bukit, Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin lalu di pindahkan ke Yogyakarta 20 Juli 1978.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



KATA PENGANTAR 



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini dalam waktu yang telah ditetapkan. Karya tulis ini merupakan hasil kunjungan. Disusun dalam rangka memenuhi kewajiban untuk diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti UN/US di SMA N egeri 1 Gunung Alip tahun pelajaran 2017/2018

Karya tulis ini berisi tentang “LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KE MUSEUM DIRGANTARA”. Karya tulis ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terimkasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.

Kami menharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan karya tulis kami selanjutnya. Semoga penulisan karya tulis ini bermanfaat bagi bagi kami peniliti dan orang lain.





Gunung Alip,.........................2017

Penulis,



   Winanda Prameswari 




-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Batasan Penelitian
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
BAB II METODE PENULISAN LAPORAN
                        2.1 Jenis Dan Sumber Data
                        2.1.1  Jenis Penelitian
                        2.1.2 Sumber Data
                2.2 Langkah-Langkah penyusunan
                2.3 Teknik Pengumpulan Data
BAB III LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
                4.1 Kesimpulan  
                4.2 saran
DAFTAR PUSTAKA  
LAMPIRAN  
DAFTAR GAMBAR  
BIODATA


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




BAB I 
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Penilitian 

Ilmu pengetahuan sangat penting bagi seorang pelajar. Akan tetapi, seorang pelajar harus mengtahui sejarah- sejarah yang ada di Indonesia terutama dari segi militer. Selain dari buku atau internet kita dapat mengetahuinya dengan mengunjungi tempat-tempat besejarah contohnya museum DIRGANTARA.

Berdasarkan pada uraian di atas, kami menganggap bahwa sumber ilmu pengetahuan itu bukan hanya membaca buku-buku pengetahuan berarti kita juga dapat memperolehnya dengan mengadakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan itu, misalnya kunjungan ke berbagai museum dan tempat-tempat yang bisa di jadikan sumber pembelajaran siswa, oleh karena itu kami mengunjungi museum  DIRGANTARA yang merupakan salah satu tempat bersejarah untuk di jadikan bahan pembelajaran siswa, dari hasil kunjungan tersebut kami membuat karya tulis berjudul hasil laporan kunjungan ke museum DIRGANTARA Yogyakarta.

1.2  Batasan Penelitian
Adapun batasan yang akan di bahas dari laporan ini sebagai berikut
1. Bagaimana di bentuknya museum DIRGANTARA
2. Informasi apa saja yang dapat di peroleh dari aula gedung museum             dirgantara 
3. Benda-benda apa saja yang di pamerkan di dalam museum DIRGANTARA

1.3 Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan karya tulis adalah
a) Untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti US/UN Tahun Pelajaran 2017/2018
b) Menambah wawasan ilmu pengetahuan
c) Penulis ingin mendeskripsikan objek-objek yang pernah penulis kunjungi
d) Membnagun kerja sama dalam dinamika kelompok untuk menjalani tugas  pembuatan laporan karya tulis

1.3.2.  Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat kita ketahui didalam penyusunan karya tulis ini adalah:
a) Bagi penyusun 
1. Menamabah pengetahuan tentang pembuatan karya tulis dengan baik
2. Menambah pengetahuan tentang museum Dirgantara di Yogyakarta.
b) Bagi pembaca 
1. Dapat mengetahui gambaran tentang museum dirgantara 
2. Dapat menambah wawasan tentang sejarah museum dirgantara.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB II 
METODE PENULISAN LAPORAN


2.1 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitati (data yang tidak berbentuk anga) yang bersifat keterangan data, sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari penelitian langsung yang dilakukan penulis, dan data skunder penulis dapatkan dari berbagai sumber seperti internet dan buku-buku yang sesuai dengan judul.

2.2 Langkah-Langkah Penyusunan
1. Diskusi
Pada tahap ini penulis melakukan diskusi untuk membahas dan memperbaiki hasil kunjungan secara bersama-sama.
2. Konsultasi
Pada tahap ini penulis menyusun, melakukan bimbingan dengan guru pembimbing untuk mengetahui kelancaran dalam pembuatan laporan.
3. Study pustaka
Tahap penulis mencari buku dan artikelmengenai ulasan tentang MUSEUM DIRGANTARA.

2.3 Teknik Pengumpulan Data
Cara mengumpulkan data dala penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
1. Angket 
Angket atau kuesioner adalah alata penelitian yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang akan digunakan untuk menggali data dari responden.
2. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan yang memusatkan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indra kita.
3. Wawancara
Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai (responden).
4. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan peneliti.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB III 
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

Sejarah TNI AU

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (atau biasa disingkat TNI Angkatan Udara atau TNI-AU) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di udara.

TNI Angkatan Udara pada awalnya merupakan bagian dari TNI Angkatan Darat yang dulunya bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR Jawatan Penerbangan). TNI Angkatan Udara dibentuk dan mulai berdiri sendiri pada tanggal 9 April 1946 bersamaan dengan dibentuknya Tentara Republik Indonesia (TRI Angkatan Udara) sesuai dengan Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD Tahun 1946.

TNI Angkatan Udara dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Udara (MABESAU). KASAU saat ini dijabat oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Kekuatan TNI-AU saat ini memiliki dua komando operasi yaitu Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) yang bermarkas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Komando Operasi Angkatan Udara II (Koops AU II) yang bermarkas di Makassar.

TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.

Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberapa aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depot logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.

Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU mendapat pesawat tempur dari Uni Soviet dan Eropa Timur, berupa MiG-17, MiG-19, MiG-21, pembom ringan Tupolev Tu-2, dan pemburu Lavochkin La-11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora.

TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi di bawah dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200.

Tugas TNI AU
TNI-AU berada di bawah Markas Besar TNI. Perwira tersenior Angkatan Udara, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, adalah perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Marsekal mengepalai Angkatan Udara di bawah Panglima TNI. Mabes TNI AU membawahi Komando Utama atau biasa disingkat Kotama. Kepala Staf TNI Angkatan Udara saat ini adalah Marsekal Hadi Tjahjanto.

Komando Utama (Kotama) di dalam TNI AU masing-masing dipimpin oleh seorang Pati bintang dua berpangkat Marsekal Muda yaitu :
  1. Mabes TNI AU
  2. Koopsau I, teritorial wilayah udara bagian barat NKRI. bertugas membina segala potensi dan kekuatan udara yang dimiliki di wilayah barat NKRI.
  3. Koopsau II, teritorial wilayah udara bagian timur NKRI. bertugas membina segala potensi dan kekuatan udara yang dimiliki di wilayah timur NKRI.
  4. Kohanudnas, Komando Pertahanan Udara Nasional. bertugas membina segala potensi dan kekuatan pertahanan udara NKRI.
  5. Kodiklatau, Komando Pendidikan dan Latihan TNI AU. bertugas membina dan melaksanakan pendidikan dan latihan TNI AU.
  6. Koharmatau, Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU. bertugas melaksanakan pemeliharaan segala materiil TNI AU.
  7. Korpaskhasau. Korps Pasukan Khas TNI AU. Pasukan tempur darat TNI AU untuk melaksanakan segala operasi tempur baik darat, laut dan udara serta segala operasi tempur maupun kemanusiaan di seluruh wilayah NKRI.
  8. Seskoau, Sekolah Staf Komando TNI AU untuk para pamen.
  9. AAU, Akademi Angkatan Udara


Sejarah Museum Dirgantara 

Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas oleh TNI Angkatan Udara untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU, bermarkas di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. atau bisa juga beralamat di  Kompleks Landasan Udara Adisucipto, Jl. Kolonel Sugiono, Banguntapan, Yogyakarta, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55282

Museum ini telah diresmikan pada tanggal 4 april 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin. Roesmin Noerjadin (lahir di Malang, Jawa Timur, 31 Mei 1930 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 8 September 1994 pada umur 64 tahun) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 31 Maret 1966 hingga 10 November 1969. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Ia juga merupakan seorang penerbang jet tempur pertama Indonesia. Pendidikan yang pernah dienyam antara lain, Sekolah Perwira Penerbang AURI, Kalijati (1954) dan RAF'S Flight Instructor School (1955). Jabatan yang pernah dipegang sebagai, Penjabat Komandan Skuadron XI (1958-1962), Kastaf Kohanudnas (1962-1963), dan Kastaf Kohanud (1963-1964) menurut wikipedia.
awalnya, museum berada dijalan  Tanah Abang Bukit, Jakarta. Akan tetapi, museum kemudian di pindahkan ke Yogyakarta karena di anggap sebagai tempat penting lahirnya TNI AU. Dengan pertimbangan bahwa koleksi museum pusat TNI AU ‘’ DIRGANTARA MANDALA’’, terutama alusista udara berupa pesawat terbang yang terus berkembang sehingga gedung museum di kesarian AKABRI atau di singkat  Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Bagian Udara tidak dapat menampung dan pertimbngan lokasi museum  yang sukar di jangkau pengunjung, maka Pimpinan  TNI-AU memutuskan untuk memindahkan museum ini lagi.

Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisucipto yang pada masa pendudukan jepang di gunakan sebagai gudang logisitik sebagai museum pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangi sebuah prasasti. Hal ini di perkuat dengan surat perintah Kepala Staf TNI AU No-Sprin/05/IV/1984 tentang  rehabilitas gedung ini untuk di persiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Dalam perkembangan  selanjutnya  pada tanggal 29 juli 1984 Kepala Staf  TNI-AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah direnovasi tersebut sebagai gedung museum Pusat TNI-AU “ DIRGANTARA MANDALA” dengan luas area museum seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya yang digunakan 8.765 m2. 

Museum ini menyimpan sejumlah foto, tokoh-tokoh sejarah serta diorami peristiwa sejarah Angkaran Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur  dan replikanya juga terdapat di museum  ini yang kebanyakan berasal dari  masa perang Dunia dan perjuangan kemerdekaan.


Berikut diantaranya:
Pesawat Ki-14 buatan jepang.
Pesawat PBY-5A (Catalina).
Replika pesawat WEL-1 RI-X (pesawat pertama hasil produksi Indonesia)
Pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang.
Pesawat pembom B-25 Mitchell,B-26 Invader, TU-16 Badger.
Helikopter Hillier 360 buatan AS.
Pesawat KY51 Cureng buatan  Jepang.
Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia.
Pesawat TS-8 Dies buatan AS.
Pesawat Lavochkin La-11,Mig-15, MiG-17 dan MiG-21 buatan Russia.
Rudal SA-75. 

Maksud dan Tujuan Dibangunnya Museum Dirgantara Mandala

Maksud dibangunnya monumen ini adalah untuk mengenang dan memperingati     peristiwa jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA akibat serangan dua pesawat pemburu Kitty Hawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947. Dalam peristiwa ini tiga tokoh perintis TNI AU gugur, diantaranya Marsda TNI (Anumerta) Agustinus Adisutjipto, Marsda TNI (Anumerta) Prof.Dr.Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara I (Anumerta) Adisumarmo Wiryokusumo.
2.2.2 Tujuan didirikan Museum Dirgantara Mandala adalah sebagai berikut :
Semua kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan perkembangan TNI-AU serta pengorbanan para pendahulu, pejuang dan pahlawan udara membina dan merintis angkatan udara RI / TNI khususnya mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan negra dan bangsa indonesia perlu dilestarikan.
    Dalam rangka mewarisi nilai-nilai 1945 yakni, pengabdian dan pendokumentasian tersebut perlu direalisasikan dalam bentuk visualisasi bukti sejarah agar dapat diterima, dihayati dan diamalkan oleh generasi penerus.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan karya tulis ini, penulis mengambil kesimpulan yaitu:
  1. Museum adalah suatu tempat menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah agar tidak hilang dan rusak sehingga dapat dinikmati berbagai generasi, itu diharapkan mereka dapat mengetahui sejarah dan dapat menghargai hasil yang telah dicapai generasi terdahulu sehingga mereka dapat mengambil hikmah dan sejarah itu sendiri,
  2. Museum berfungsi menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah yang patut mendapat perhatian umum. Selain itu museum merupakan sarana yang efektif untuk mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan,
  3. Museum berpungsi juga untuk tempat berekreasi dan mendidik
  4. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala secara visual menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.
  5. Museum Pusat TNI AU Dirgantar Mandala memilki cirri khusus dan keunikan yang luar biasa dan berharga bagi bangsa Indonesia
  6. Untuk mengatahui wawasan ilmu pengetahuan tinggi yang pernah di capai oleh para pejuang dan para pahlawan udara dalam membina dan merintis angkatan udara Republik Indonesia
  7. Sebagai usaha pelestarian benda – benda bersejarah KRI.
  8. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dan benda-benda peninggalan sejarah yang ada di Indonesia,
  9. Menumbuhkan rasa kebanggaan siswa terhadap kebesaran dan kejayaan bangsa Indonesia pada masa lalu.
  10. Museum Dirgantara berperan dalam Menambah pengalaman, mengetahui lokasi, serta Memberikan nilai-nilai pendidikan dan pengetahuan
  11. Museum Dirgantara berperan dalam Memberikan pengetahuan tentang sejarah yang telah dicapai generasi terdahulu dan dapat mengambil hikmah sejarah itu sendiri.
  12. Menambah pengetahuan terhadap kita bahwa pada masa saat itu bangsa Indonesia memiliki banyak sekali pesawat-pesawat yang canggih
  13. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala secara visual menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.


B. SARAN
  1. Dengan mengenal benda-benda bersejarah, tanamkanlah dalam diri kita jiwa dan semangat kepahlawanan,
  2. Lestarikan dan peliharalah peninggalan-peninggalan sejarah agar tidak sampai hilang dan rusak,
  3. Binalah persatan dan kesatuan bangsa agar peristiwa masa lalu tidak kembali,
  4. Teruskanlah perjuangan para pahlawan dengan membangun Bangsa Indonesia lebih maju.
  5. Kepala pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan dan menarik pengunjung
  6. Kepada pemerintah agar melengkapi sarana dan prasarana serta benda yang ada di dalam museum dapat di perbaiki kembali supaya tahan lama keunikannyadala
  7. kepada masyarakat agar dapat bersama – sama menjaga objek wisata baik berupa alam maupun peninggalan bersejarah masa lampau dan agar dapat di nikmati sepanjang masa
  8. Ikut serta dalam pelestarian Museum Diragantara Mandala sebagai wadah tempat menuntut ilmu sejarah

Demikian saran-saran yang dapat penulis kemukakan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mau komentar?
monggo tulis di bawah ini